Rabu, 02 Januari 2019

Lorem Ipsum, apakah kalimat itu benar-benar tak punya makna?

Lorem ipsum adalah kalimat yang umum dipergunakan untuk mengisi konten sample pada saat sedang mendesain web. Kalimat yang seakan tak punya makna itu dipilih supaya desainer dapat lebih fokus bekerja menyusun layout, bukan terdistraksi ke content development. Belum saatnya.

Sumber: https://loremipsum.io 

Richard McClintock, seorang professor Bahasa Latin dari Hampden-Sidney College, Virginia, menemukan bahwa Lorem Ipsum berasal dari manuskrip “de Finibus Bonorum et Malorum” (Kebaikan dan Kejahatan Ekstrim) karya Cicero, yang ditulis pada tahun 45 SM.  Manuskrip tersebut berbicara tentang teori etika.


Bagian "Lorem ipsum..." diambil dari teks pada section 1.10.32 dan 1.10.33 dari manuskrip tersebut. "Neque porro quisquam est di sini dolorem ipsum quia dolor duduk amet, consectetur, adipisci velit...," yang diterjemahkan sebagai "tidak ada yang menyukai kepedihan, yang mencarinya dan ingin memilikinya, cukup karena sakit...". (sumber: Microsoft)

Berikut ini adalah paragraf lengkapnya:
Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo. Nemo enim ipsam voluptatem quia voluptas sit aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos qui ratione voluptatem sequi nesciunt. Neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modi tempora incidunt ut labore et dolore magnam aliquam quaerat voluptatem. Ut enim ad minima veniam, quis nostrum exercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliquid ex ea commodi consequatur? Quis autem vel eum iure reprehenderit qui in ea voluptate velit esse quam nihil molestiae consequatur, vel illum qui dolorem eum fugiat quo voluptas nulla pariatur?

Yang dapat diartikan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi:
"Demikian pula, tidak adakah orang yang mencintai atau mengejar atau ingin mengalami penderitaan, bukan semata-mata karena penderitaan itu sendiri, tetapi karena sesekali terjadi keadaan di mana susah-payah dan penderitaan dapat memberikan kepadanya kesenangan yang besar. Sebagai contoh sederhana, siapakah di antara kita yang pernah melakukan pekerjaan fisik yang berat, selain untuk memperoleh manfaat daripadanya? Tetapi siapakah yang berhak untuk mencari kesalahan pada diri orang yang memilih untuk menikmati kesenangan yang tidak menimbulkan akibat-akibat yang mengganggu, atau orang yang menghindari penderitaan yang tidak menghasilkan kesenangan?"
Rujukan terjemahan dari sini.

Etika. Etik. Etis. Estetis.

Dalemmm juga ternyata. 😇

Tidak ada komentar:

Posting Komentar